4 Nov 2010
Sampah ketika UTS
Sampah sekali hari ini kawan. Sekarang di Bandung masih jam 11.34 WIB dan adzan dzuhur masih berlangsung, dan saya masih di kampus tercinta.
Saya baru saja selesai Ujian Tengah Semester (UTS) atau yang biasa kalian anggap Ujian Tidak Serius. haha. untuk mata kuliah psikologi kepribadian II. Foto orang di atas adalah foto George Kelly pemilik teori yang hadir dua soal dalam UTS hari ini. Hanya teori beliau yang saya tahu dan bisa jawab, 2 nomor soal kawan. Selebihnya (3 nomor lagi) tidak saya ketahui dengan baik. Saya pun bisa tahu teorinya dia karena kebetulan teori tersebutlah yang saya presentasikan kepada teman-teman bersama kelompok. haha.
Suatu hal yang menjadi sampah bagi saya hari ini adalah ketika tadi malam sebleum ujian ini, mungkin seluruh teman saya yang ikut ujian hari sedang belajar, menghapal atau apalah namanya itu yang penting berhubungan dengan kuliah hari ini.
Namun saya, sebagai orang yang menulis disini, ingat ya. saya. saya loh. saya malah membuat CV dan surat lamaran kerja untuk freeline wartawan di beberapa media online. dan itu sampai jam 3 subuh tanpa membaca buku tentang teori sedikitpun. parah.
Di dalam kelas ternyata ujiannya open book teman dan sampahnya sekali lagi saya tidak punya satu-satunya buku yang boleh di buka dalam ujian tersebut. Ini adalah sampah ketiga dalam ujian tidak serius seperti yang kalian anggap.
Satu pesan dari saya teman, mending bekerja dengan baik daripada belajar (sekolah/kuliah) dengan tidak baik.
3 Nov 2010
PD II : Observasi VS Bandung World Jazz Festival 2010
Seperti yang telah saya tulis di website saya bandungsearch.com (silahkan lihat kalau berminat, klik ini) bahwa di akhir pekan ini bandung akan mengadakan event besar lagi, namanya Bandung World Jazz Festival 2010. Event dari Jendela IDE ini merupakan salah satu dari misi mereka (Jendela IDE) untuk melahirkan genre musik baru "World Jazz" yang merupakan cikal bakal akan adanya Indonesian Jazz, dan Bandung adalah ibukotanya. Event ini akan berlangsung hari Sabtu dan Minggu 6-7 Nov 2010, bertempat di sabuga Bandung.
Bandung tentu bangga dengan itu. Saya pun juga bangga sebagai orang yang tinggal di bandung. Meskipun tidak asli Bandung, tapi saya tetap bangga dengan semua itu. Karena saya akan menjadi salah satu saksi sejarah lahirnya sejarah baru bagi musik dunia.
Terlepas dari itu semua, terdapat suatu permasalahan bagi saya selaku pribadi. Sebagai salah satu mahasiswa tentunya saya masih memiliki kewajiban belajar di kampus, dengan segala kesibukan, tugas, ujian, praktikum atau apalah namanya itu. Selama ini saya sudah berusaha membagi waktu dan itu berjalan mulus-mulus saja.
Tapi untuk kali ini, ini sungguh menjadi sebuah dilema bagi saya. Dilema disini yang saya maksud adalah harus memilih antara memenuhi kewajiban di kampus, atau memenuhi panggilan diri saya untuk meliput event tersebut. Karena pada hari sabtu tanggal 6 Nov tersebut saya harus tetap ke kampus untuk melakukan bimbingan Psikodiagnosti II : Observasi. Ini merupakan salah satu mata kuliah penting dalam kuliah saya.
Sebenarnya saya bisa saja minta bimibingan hari jum'at dengan konsekuensi saya harus bimbingan sendiri dan menyerahkan proposal lebih awal. Dan yang menjadi permasalahan lagi (kebanyakan masalahnya kaiaknya?) saya belum siap mengumpulkan proposal itu.
Dua hari yang lalu masih sibuk membuat upcoming-event dan skedul dari Bandung World Jazz Festival 2010, dan saya mngerjakannya sampai subuh. Dalam rencana saya hari mau diberesin, tapi ternyata ada Confrensi Press dulu, dan semua media peliput wajib hadir. Yaudah, saya terpaksa hadir dulu dan meninggal tugas proposal yang belum beres dan nggak masuk kuliah.
Saya selalu bertanya kepada diri sendiri, kenapa untuk liputan saya selalu semangat mengerjakannya walau sampai subuh, tapi untuk tugas terasa berat? Sebuah pertanyaan yang sulit dijawab kawan. haha.
Sebenarnya saya memiliki beberapa pilihan untuk menyelesaikan masalah liputan BWJ Festival dan bimbingan PD II, saya bisa memberikan kepada orang lain. Tapi yang saya takutkan lagi, mereka tidak seperti yang saya harapkan. Mereka belum tahu apa itu Bandung World Jazz, mereka tidak tahu bagaimana keadaan di lapangan dan itu sangat membuat saya ingin meliput sendiri (di luar saya juga ingin nonton. hahah)
Baiklah, daripada berlama-lama mengoceh disini bercerita tentang permasalahan manusia yaitu dalam konteks ini saya sendiri. Mending diakhiri saja tulisan ini sampai disini dan jangan cemas kawan, karena untuk tanggal 7 sudah tentu saya yang akan datang kesana dan menulisakn untuk kalian. Tetap baca tulisan-tulisan saya yang sesungguhnya dari lubuk hati yang paling dalam, dengan sebenar-benarnya, tidak ada rekayasa (apa sihhh) di web site saya bandungsearch.com. :)
29 Jun 2010
KKN di tasikmalaya dan ciamis
![]() |
Depan Mejid Ciamis |
Ini merupakan KKN saya dan teman teman di Psikologi UPI bandung. Eiittss, , tunggu dulu jangan kira kami adalah mahasiswa tingkat tiga atau semester tujuh yang sungguh sungguh telah melakukan KKN (kuliah kerja nyata), kami masih mahasiswa tingkat pertama yang melakukan KKN. Istilah KKN keluar dari Maki untuk menipu beberapa teman lain yang tidak ikut, entah apa makna KKN versi kami saat itu, saya sendiri tidak tahu.
Allright saya perkenalkan teman teman yang yang ada dalam misi kali ini terlebih dahulu berdasarkan foto di atas. Paling kiri dari arah kita melihat sekarang itu Kang Jea Arpan (Zea Arfan), posisinya sebagai sopir satu. Orangnya tinggi jangkung sekali kan? sehingga untuk mengambil tiket ketika masuk jalan tol saja harus buka safty dulu karena tangannya tidak kesampaian. Sebelah Kang Jea namanya Chandra Rastapari (acheng), lagu kesukaannya "resiko orang cantik" dari blackout. Berikutnya yang pakai baju itam itu saya sendiri, orang yang baru pertama kali menginjakkan kali di Tasikmalaya dan Ciamis. Selanjutnya bernama Neng Uni (Andaruni Trina Lestari) dibilang mirip Neng Norma adik Kang Jea, ketika kami tiba di rumah keluarga Kang Jea oleh kakek Kang Jea. Cewek berikutnya namanya Teteh Astri Achiw (lupa nama aslinya) BB baru dan kawat baru itu boo. . Yang pakai baju merah bogohan na Teteh Aciw, namanya Kakang Parhan Jakarya (Farhan Zakarya), ini orang sunda pisun lah, sunda nya bangeut bangeeuutt bangeeuuuttt. Selanjutnya itu bernama Makki Bao (Makki Zainudin) dia punya lebih dari dua ribu profile picture di facebooknya, kata orang orang di luar sana. haha. Ya itulah teman teman saya yang ada dalam perjalanan KKN kali ini. Thx buat semuanya (apaan sih?)
![]() |
depan kantor jurusan sebelum berangkat. |
Kami berangkat hari kamis 23 juni 2010, setelah seharian berkutat dengan urusan FRS SP kami. Ini merupakan perjalanan pertama saya ke Tasikmalaya, jujur saya tidak pernah membayangkan bahwa Kota Tasik yang selama ini saya tahu akan seperti yang saya lihat. Sebelum perjalanan ini saya menyangka Tasikmalaya hanya lah sebuah kota kecil dengan peradaban yang tidak terlalu tinggi. Setelah melihat dengan mata kelapa sendiri saya sangat terkejut, ternyata Kota Tasikmalaya memiliki peradaban yang sangat tinggi, Tasikmalaya seperti kota tua dengan banyak bangunan bangunan tua, walau kami sampai disana sudah malam dan gelap tapi saya bisa merasakan itu, sekilas saya lihat dalam perjalanan banyak terdapat bangunan tua bahkan mungkin peninggalan zaman penjajahan.
Perjalanan dari Bandung menuju Tasikmalaya meningatkan saya akan daerah saya yaitu sumatera barat. Jalan ini sungguh sangat serupa dengan jalan-jalan dari Padang-Payakumbuh, dengan jalan berkelok-kelok, hutan yang lebat, jurang yang dalam di sepanjang jalan, ahh ini sungguh ingin membuat saya kembali lebih cepat ke daerah asal saya, sayang sekali ini sungguh sangat jauh.
Apalagi ketika memasuki nagreg. Nagreg itu jalan lintas selatan dari Bandung dengan pendakian yang sangat menanjak, setiap musim liburan dan lebaran nagreg akan selalu terkenal dengan kemacetannya. Saat memasuki nagreg saya merasakan telah tiba di Slayiang sebuah jalan di dekat Lembah Anaisebelum Kota Padang Panjang di Sumtera Barat, macetnya juga sama kalau sudah tiba musim liburan dan lebaran, tapi sayang jarang diekspos media massa, tidak seperti Nagreg. Bahkan Slayiang menurut saya lebih parah daripada Nagreg, bahkan Slayiang juga sering mengalami longsor dan akan memperparah keadaan lalu lintas.
![]() |
singaparna. |
Setelah singgah di rumah Teteh Aciw di daerah yang saya gak tahu namanya yang pastinya di masih dekat Universitas Siliwangi (UNSIL) Tasikmalaya untuk mengantarkan Neng uni dan Teteh Aciw. Kami melanjutkan perjalanan ke Singaparna ke rumah keluarga Kakang Parhan. Singaparna daerah dengan banyak sekali ikan dan semua rumah memiliki kolam ikan. Menurut Kakang Parhan setiap orang Singaparna pasti memelihara ikan dimanapun mereka berada, walau mereka tidak memiliki kolam ikan setidaknya mereka memiliki aquarium untuk ikan mereka, "Impian orang singaparna punya rumah dan kolam ikan dan itu sudah turun temurun. Saya nanti kalau sudah berkeluarga juga akan seperti itu" begitulah kata Kakang Parhan yang saya ingat.
Di Singaparna saya di ajak bahasa sunda lemes oleh keluargnya Kang Parhan. hahaha. Ya jelas saja saya tidak akan bisa, saya cuma bisa mengangguk angguk yang kata orang sunda namanya "muhun". Tapi disini lah kelbihan orang sunda, jika mereka mengetahui saya orang luar sunda mereka akan memberikan apresiasi yang lebih terhadap saya yang menurut mereka datang dari jauh. Itu yang membuat saya salut dengan orang sunda.
![]() | |
wajah wajah terbaik |
Setelah menginap di Singaparna paginya kami kembali ke Tasikmalaya dan habis sholat jumat di Tasikmalaya kami melanjutkan perjalanan ke Ciamis. Perhatikan mulut Teteh Aciw di atas, itu karena kawat gigi baru boo... makanya ada yang nyelet di gigi dan sariawan juga. Jadi bagi anda yang ingin menggunakan kawat di gigi siapkan lah tusuk gigi terlebih dahulu dan jangan lupa beli vitamin C yang banyak. hahaha.
![]() | |
Cirahong |
![]() |
depan mesjid ciamis, sambil minum kopi coca colla. |
![]() |
dirumah keluarga kang zea. |
Ternyata Ciamis udara pantainya sudah terasa karena kota ini memang sudah dekat dengan pantai Pangandaran. Tapi Kota Ciamis sangat tertata dengan rapi tidak ada samapah dimanapun, ini membuat saya iri tidak seperti Payakumbuh apalagi Padang. Kota Ciamis semakin mengingatkan saya kepada Payakumbuh, walau kecil tapi apik dan nyaman. Apalagi di Ciamis ada Taman Raflesia, entah kenapa mereka memiliki raflesia? Saya ingin mencari tahu alasannya itu.
![]() |
Taman raflesia. |
Keesokan harinya kami balik lagi ke Tasikmalaya sekalian balik ke Bandung. Tiba di Tasikmalaya papa dan mama Teteh Aciw mengajak kami makan di sebuah tempat yang lumayan terkenal di Tasikmalaya. Makan dengan nasi yang sudah dimasak sekalian dengan ayam dan telur, jadi memasak nasi dengan memasukkan ayam dan telur ke dalamnya, tapi sayang sekali saya lupa namanya. Kata Papa Teteh Aciw makanan ini awalnya dari anak pesantren yang ingin memasak dengan mudah, sampai akhirnya banyak peminat dan dijadikan usaha makanan oleh penduduk setempat. Tapi rasanya sanagat enak, apalagi disuguhkan dengan peiuknya sekalian dalam keadaan yang masih hangat. Bisakah ini mengalahkan masakan padang? hahaha.
![]() |
makan bersama keluarga Teteh Aciw |
Setelah makan kami kembali lagi ke Bandung dan meninggalkan Tasikmalaya yang beberapa waktu kemudian di guyur gempa. Good bye Tasikmalaya dan Ciamis, saya akan merindukan suasana Kota ini.
Label:
cerita sampah,
mahasiswa
Lokasi:
Tasikmalaya, Indonesia
Langganan:
Postingan (Atom)